Selasa, 12 September 2017

Perspektif Informasi Kesehatan



Perspektif Informasi Kesehatan
Perspektif Fungsional
1.    Sistem Informasi Rumah Sakit
Menurut catanan Van de Velde dan Degoulet (2003),  Sistem Informasi Rumah Sakit di negara-negara maju, terutama Amerika, dikembangkan sejak tahun 1960an. Pada tahap awal kemunculannya, Sistem Informasi Rumah Sakit telah menggabungkan fungsi adminsitratif dan medis. Meski demikian, tidak jarang focus awal pengembangan Sistem Informasi, baik yang diaplikasikan di bidang kesehatan maupun dibidang lain, dimulai pada urusan keuangan. Pada tahap awal ini, Sistem Informasi Rumah Sakit cenderung bersifat otomatisasi proses, yang sebelumnya mengadalkan manusia yang potensi kesalahannnya besar, digantikan dengan Sistem Informasi dengan tingkat akurasi yang lebih tinggi dan menghemat waktu dalam pelayanan
2.    Sistem Informasi Kesehatan Publik
Sistekm Infromasi kesehatna Publik muncul karena tuntunan akan integrasi informasi yang tersebar. Perkembangan bidang ini dan diseminasi pengetahuan dan keahlian informatika kepada professional kesehatna public adalah kunci pembuka potensi Sistem Informasi untuk meningkatkan kualitas kesehatan publik. Jika Sistem Informasi Rumah Sakit terbatas pada fungsi dukung operasional dan medis di lingkup rumah sakit, Sistem Informasi Kesehatan Publik mempunyai cakupan yang lebih luas. Kantor-kantor pemerintah yang mengurusi kesehatan dan lembaga layanan kesehatan non rumah sakit pun, seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) masuk dalam ranah Sistem Informasi Ini
3.    Sistem Informasi Klinis
Tujuan utama pembuatan Sistem Informasi Klinis adalah untuk mengurangi biaya dengan memberikan informasi yang membantu dokter untuk mengambil keputusan dalam aktivitas sehari-hari. Sistem Informasi Klinis tidak hanya membantu dokter dalam menagani masalah administratif pasien, tetapi lebih dari itu, untuk meningkatkan kualitas layanan kepada pasien. Sistem informasi klinis dapat didukung dengan sistem pendukung kepututsan, yang di antaranya membantu dalam diagnose penyakit dan menentukan tindakan medis
Arsitektur Sistem Informasi
Arsitektur sistem informasi terkadang disebut juga sebagai arsitektur teknologi informasi, arsitektur sistem informasi atau infrastruktur teknologi informasi.Adapun beberapa definisi mengenai arsitektur sistem informasi adalah sebagai berikut :
“Pemetaan atau rencana kebutuhan-kebutuhan informasi di dalam suatu organisasi” (Turban, McLean, Wetherbe, 1999)
“Bentuk khusus yang menggunakan teknologi informasi dalam organisasi untuk mencapai tujuan-tujuan atau fungsi-fungsi yang telah dipilih “ (Laudon & Laudon, 1998)
“Desain sistem komputer secara keseluruhan (termasuk sistem jaringan) untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi yang spesifik” (Zwass, 1998)
Arsitektur dari sistem merupakan sekumpulan dari model-model terhubung yang menggambarkan sifat dasar dari sebuah sistem. Keanekaragaman dari banyak model menggambarkan bagian berbeda dan aspek atau pandangan yang berbeda dari suatu sistem. Komponen merupakan blok pembangun : sistem dapat dibangun dengan cara menyatukan sekumpulan komponen berdasarkan aturan tertentu. Pandangan yang berbeda dari tiap komponen bukan berarti komponen-komponen tersebut berlaku sebagai sebuah sistem yang berdiri sendiri. Biasanya , sudut pandang dari suatu sistem terbagi menjadi beberapa sudut pandang yaitu : sudut pandang bisnis, sudut pandang fungsional dan sudut pandang teknis. Masing-masing dari sudut pandang tersebut dapat dipecah lagi menjadi beberapa bagian. Sebagai contoh , sudut pandang teknis dapat dipecah menjadi sudut pandang software dan sudut pandang jaringan. Sedangkan arsitektur sistem informasi dapat dipecah menjadi empat level yaitu ;
1. Business architecture.
2. Functional architecture.
3. Software architecture.
4. Network architecture.
Arsitektur SI dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1.    Tersentralisasi (centralized)
Sistem Informasi Sentralisasi (SI Terpusat) Merupakan sistem yang menempatkan data informasi Yang terpusat yang umunya bersifat tertutup untuk umum dan Distribusi terpusat, memiliki mainframe sebagai sumber basis data dan intranet. Karakteristik utama pendekatan terpusat adalah termasuk kontrol,efisiensi dan ekonomi misalnya sebuah sistem pengarsipan terpusat dimana catatan untuk beberapa orang dan unit yang terletak di salah satu lokasi pusat dan umumnya dibawah kendali orang staf catatan atau dalam kasus besar sistem pengarsipan terpusat.
Keuntungannya :
a.        Tanggung Jawab dengan mudah di tempatkan
b.      Efektif Penggunaan peralatan,perlengkapan dan ruang
c.       Semua Data terkait disimpan bersama-sama
d.      Memberikan kontrol terpusat menggunakan teknologi
e.       Mengurangi duplikasi dan peningkatan keamanan
f.        Sentralisasi organisasi yang paling cocok di mana sumber daya dan informasi yang harus bergerak cepat, terutama dalam keadaan darurat.Duplikasi fungsi dan fasilitas yang diminimalkan yang pada gilirannya mengurangi biaya.
Kekurangannya :
a.       Dapat Mengakibatkan Peningkatan sistem pengarsipan pribadi
b.      Membutuhkan waktu extra
c.       Pengembangan sistem dan arus informasi yang cepat
d.       Biaya Pengembangan yang rendah
e.       Keberhasilan organisasi tergantung pada kompetensi eksekutif yang mungkin cukup berisiko.


Gambar SI yang tersentralisasi
2.    Desentralisasi (decentralized) pemrosesan data tersebar (terdistribusi) atau disebut komputasi tersebar
Sistem Informasi Desentralisasi (SI Terpusat) merupakan Pemrosesan dilakukan dimasing-masing pengguna yang dibagi menjadi dua yaitu peer to peer dan sistem terdistribus. Penempatan data atau informasi dan aplikasi yang digunakan untuk memperoleh informasi diletakkan secara tersebar karena desentralisasi ini merupakan kebalikan dari sentralisasi.
Keuntungannya :
a.    Desentralisasi mengurangi beban kerja eksekutif, Hal ini meningkatkan kepuasan kerja dan moral dari manajer tingkat yang lebih rendah dengan memenuhi kebutuhan mereka untuk kemerdekaan, partisipasi dan status.
b.    Pengambilan keputusan lebih cepat, Ini memfasilitasi pertumbuhan dan diversifikasi. Karena setiap divisi produk diberikan otonomi yang cukup untuk inovasi dan kreativitas. Ini memberi kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri. Mereka mengembangkan keterampilan manajerial yang akan berguna bagi organisasi dalam jangka panjang.Desentralisasi memerlukan rentang yang lebih luas dari kontrol dan tingkat lebih sedikit dari organisasi. Ini mempercepat komunikasi.
c.    Desentralisasi meningkatkan biaya administrasi dan setiap divisi atau departemen harus memadai dari segi fasilitas fisik dan personil terlatih. Karena setiap departemen atau divisi menikmati otonomi substansial mungkin menyebabkan masalah koordinasi. Mungkin ada kurangnya keseragaman dan prosedur konsisten sebagai departemen masing-masing mungkin memiliki kewenangan untuk merumuskan kebijakan dan prosedur sendiri.
d.   Tidak memerlukan “extra” ruang yang diperlukan untuk file terpusat.
Kekurangannya :
a.    Desentralisasi meningkatkan biaya administrasi dan setiap divisi atau departemen harus memadai dari segi fasilitas fisik dan personil terlatih. Karena setiap departemen atau divisi menikmati otonomi substansial mungkin menyebabkan masalah koordinasi.
b.    Kurangnya keseragaman dan prosedur konsisten sebagai departemen masing-masing mungkin memiliki kewenangan untuk merumuskan kebijakan dan prosedur sendiri.
c.    Kurangnya Penganalisisan serta pengontrolan informasi
d.   Kurangnya keseragaman atau konsistensi.

3.    Client/server
Pada Arsitektur ini terbagi 2 (dua) yakni client dan server. Client adalah sembarang sistem atau proses yang melakukan suatu permintaan data atau layanan ke server, sedangkan Server merupakan suatu sitem yang menjadi pusat data yang menyediakan data/layanan yang diminta oleh client.
Client mempunyai kemampuan untuk melakukan proses sendiri, ketika sebuah client meminta suatu data ke server maka server akan segera menanggapinya dengan memberikan data yang diminta ke client bersangkutan dan setelah diterima oleh client segera melakukan pemrosesan. Model komputasi yang berbasis client/server mulai banyak diterapkan pada sistem informasi. Dengan menggunakan arsitektur ini, sistem informasi dapat dibangun dengan menggunakan perangkat lunak yang berbeda-beda.
Keuntungannya :
a.    Server dapat memainkan peran yang berbeda untuk klien yang berbeda
b.    Sebagai informasi baru diupload dalam database, setiap workstation tidak perlu memiliki kapasitas penyimpanan meningkat sendiri (yang mungkin terjadi dalam peer-to-peer sistem). Semua perubahan yang dibuat hanya dalam komputer pusat yang ada database server.
c.    Keamanan: Aturan mendefinisikan hak keamanan dan akses dapat didefinisikan pada saat set-up server.
d.   Tingginya tingkat kesempatan untuk penyesuaian daya dan sistem yang cocok bagi kebutuhan informasi
Kekurangannya :
a.    Kemacetan di Jaringan: Terlalu banyak permintaan dari klien dapat mengakibatkan kemacetan, yang jarang terjadi dalam jaringan P2P. Overload dapat menyebabkan melanggar-down server. Dalam peer-to-peer, total bandwidth jaringan meningkat karena jumlah kenaikan rekan-rekan.
b.    Biaya: Hal ini sangat mahal untuk menginstal dan mengelola jenis komputasi.
c.    Anda perlu profesional TI orang untuk menjaga server dan rincian teknis lainnya dari jaringan.

Referensi
Afrina, Mira. Komponen Sistem Informasi, Materi Perkuliahan Mata Kuliah Konsep Sistem Informasi, 2008
http://nurulilmi0221.blogspot.co.id/2010/10/arsitektur-informasi.html
http://fahmiardan.blogspot.co.id/2014/12/arsitektur-informasi.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kelemahan dan Tantangan SIK

Kelemahan dan Tantangan SIK A.   Kelemahan Sistem Informasi Kesehatan Berda...